![]() |
Ketua PSSI dan Exco Priode 2019-2023 |
JAKARTA.BOOMBASTIS.COM- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Malang telah menyampaikan hasil temuan dari serangkaian tahapan investigasi yang dilakukan.
TGIPF memastikan penyebab kematian 132 orang adalah tembakan gas air mata. Selain itu aparat yang menembakkan gas air mata tak pernah diberi pembekalan terkait dengan larangan penggunaan gas air mata di dalam stadion.
"Tidak pernah mendapatkan pembekalan atau penataran tentang pelarangan penggunaan gas air mata dalam pertandingan yang sesuai dengan aturan FIFA," dikutip dari kesimpulan laporan TGIPF, Jumat (14/10/22).
Selain itu, TGIP juga menyatakan tidak ada sinkronisasi antara regulasi keamanan FIFA (FIFA Stadium Safety and Security Regulations) dan Peraturan Kapolri dalam penanganan pertandingan sepak bola.
Rekomendasi itu tertuang dalam poin lima kesimpulan Tragedi Kanjuruhan yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD. Laporan rekomendasi itu diserahkan TGIPF ke Presiden Jokowi pada Jumat (14/10) siang.
"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang," tukasnya.
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) pada hari ini menyerahkan kesimpulan kerjanya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu kesimpulannya adalah meminta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bertanggung jawab secara pidana dan moral.
"Kesimpulan tim ini jelas, bahwa PSSI harus bertanggung jawab, tanggung jawabnya ada dua, satu tanggung jawab hukum pidana. Karena itu kematian yang sangat mengerikan dan itu karena kelalaian sekurang-kurangnya sangat mengerikan kematian 132 orang," kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Dalam arahannya, Presiden Jokowi pun meminta Kapolri agar mengusut tuntas tindak pidana yang dilakukan. Sebab berdasarkan dugaan tim TGIPF ada pihak yang harus lebih bertanggung jawab dalam peristiwa ini.
"Presiden mengatakan tindak pidananya terus diusut... Tindak pidananya Kapolri diminta mengusut lagi, karena kalau dugaan tim ada yang harus lebih bertanggung jawab hukum. Polisi sudah direkomendasikan dan didorong Presiden untuk terus diusut," jelasnya.
Pernyataan Mahfud soal arahan Jokowi ini mengisyaratkan bahwa pihak kepolisian tidak akan berhenti penyidikannya pada enam tersangka yang telah ditetapkan saat ini. Oleh karena itu, menurut Mahfud, peluang adanya tersangka baru sangat terbuka.
"Sangat terbuka peluang itu, tergantung Polri dan masyarakat sudah banyak berbicara siapa yang patut diduga jadi tersangka baru, kan setiap hari ada di televisi, ada di koran. Jadi soal tersangka baru itu mungkin saja, tapi kita tidak boleh memaksakan, harus tetap sesuai hukum acara, siapa yang patut jadi tersangka, siapa yang harus diperiksa lagi," jelas dia.
Selain pertanggungjawaban secara pidana, PSSI juga diminta untuk bertanggung jawab secara moral. Yakni, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan beserta jajaran Exco PSSI saat ini harus mundur.
"Kalau anda merasa punya moral dan hidup di negara yang punya keadaban adi luhung, apa yang harus dilakukan bisa dipilih sendiri, karena hukumnya jelas, di tingkat FIFA jelas, peran pemerintah jelas. Kemudian kalau moral saya kira bagian dari yang diminta oleh masyarakat," kata Mahfud.
Laporan investigasi diserahkan oleh Mahfud bersama 13 anggota TGIPF secara langsung kepada Presiden Jokowi. Menurut Mahfud, dengan penyampaian laporan tersebut, TGIPF Tragedi Kanjuruhan telah menuntaskan tugasnya sesuai arahan Presiden.
Mahfud meyakini kepolisian lebih mengetahui seluk beluk dan pemenuhan kebutuhan untuk menetapkan tersangka baru Tragedi Kanjuruhan.
"Kami sudah menulis di laporan tebal itu, tapi kami tahu bahwa polisi lebih mengetahui untuk mencari itu caranya karena polisi punya senjata hukum acara," ujarnya.
Ketua PSSI Belum Bersikap
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan beserta jajaran Exco PSSI saat ini belum bersikap terkait dengan usulan dari tim pencari fakta.
PSSI bahkan telah menggelar rapat bersama perwakilan dari FIFA, AFC, Kemenpora, Kemendagri, Kemenkes, Kementerian PUPR, dan pihak kepolisian di Hotel Fairmount, Jakarta, Kamis (13/10/2022) untuk membentuk Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia berikut lini masa dan rencana aksi dalam beberapa waktu ke depan.
"(Satgas) ini tentunya berisi pemerintah, FIFA, ini ahli-ahli semua dalam sepak bola, kemudian security and safety, stadion dan sebagainya, kemudian ada Polri, Kemenpora, Kemendagri, PUPR dan Kemenkes," tambahnya.
Iriawan menyampaikan, rapat perdana ini hanya membahas terkait rencana aksi yang akan dilakukan selama proses transformasi.
Adapun langkah pertama adalah memberikan pernyataan bersama bahwa semua pihak sepakat untuk membentuk Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia. Sementara pembahasan mengenai aksi dan pembenahan akan dilakukan pada rapat-rapat selanjutnya.
"Yang kami jalankan sekarang yaitu pertemuan untuk diskusi membahas action plan dan pernyataan bersama. Kami sudah sepakat tadi dalam rapat di pagi hari," katanya.
Perwakilan FIFA, Niko Nhouvannasak yang menjabat sebagai Koordinator Proyek Pengembangan FIFA (FIFA Development Project Coordinator) sebelumnya mengatakan, pihaknya mendukung PSSI dalam mengevaluasi sepak bola Indonesia usai tragedi Kanjuruhan. Ia juga menyampaikan duka mendalam dari FIFA atas tragedi yang memakan 132 korban jiwa tersebut.
"Kami di sini bersama AFC, akan bersama-sama dengan PSSI untuk mendukung hal serupa tidak akan terjadi lagi di masa depan," kata Niko dalam pertemuan dengan PSSI di Hutan Kota Plataran GBK, Senayan, Rabu (12/10/2022).
Niko mengatakan, fokus FIFA selama pendampingan adalah untuk memastikan kompetisi sepak bola Indonesia bisa kembali digelar dengan aman dan nyaman setelah perbaikan tata kelola secara menyeluruh. Selain itu, dia juga memastikan Piala Dunia U-20 2023 akan tetap bergulir di Indonesia sesuai jadwal.
"Saat ini kami sedang mengumpulkan segala informasi atas apa yang terjadi sebenarnya. Berdasarkan informasi itu kami akan mengadakan pertemuan untuk menyusun rencana kerja dengan rentang waktu yang jelas, untuk mendorong liga kembali bergulir di masa depan," ujar Niko.
"Kami akan memastikan Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun depan," tambahnya.